Mal Praktek merupakan
kesalahan pengambilan tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga medis
professional maupun tenaga medis amatir baik secara disengaja atau tidak
disengaja. Saat ini Mal Praktek
telah memakan banyak korban di Indonesia salah satunya di Surabaya.
Mal praktek bisa
terjadi karena beberapa factor berikut ini yaitu, minimnya pengalaman tenaga
medis, kesalahan diagnosis, dokter palsu (dokter yang kurang mumpuni) dan juga
karna factor ketidak sengajaan. Dan berikut penjelasannya
1. Minimnya
pengalaman tenaga medis menyebabkan peluang terjadinya kesalahan tindakan medis
(mal praktek )
saat memberikan tindakan kepada pasien sperti contohnya, kesalahan pemberian
obat, kesalahan prosedur/tindakan yang semestinya harus dilakukan.
2. Kesalaan
diagnosis dapat berakibat fatal bagi pasien, akibatnya bisa bermacam-macam,
seperti terjadinya kelumpuhan, kerusakan organ dalam, dan juga dapat berakibat
fatal yang berujung dengan kematian.
3. Dokter
aspal (asali tapi palsu/dokter yang kurang mumpuni), di zaman seperti ini
banyak sekali orang yang memanfaatkan uangnnya untuk masuk dalam sekolah
kedokteran di universitas. Tak sedikit dari mereka mempunyai gelar dokter tapi
kurang menguasai ilmu kedokteran, sedangkan untuk menjadi seorang dokter harus
mempunyai kecerdasan yang benar-benar mumpuni agar menjadi dokter yang
sesungguhnya dan segala tindakan medisnya bisa dipertanggungjawabkan.
4. Factor
ketidaksengjaan, faktor ini bisa terjadi karena kelalaian dari petugas medis,
atau mungkin ketidak telitian petugas medis saat menangani pasien.
Tidak
sedikit kasus mal praktek
terjadi di wilayah Surabaya,
contohnya saja kasus mal praktek yang dilakukan oleh pihak RSI Surabaya
terhadap pasiennya yang bernama Muriati. Muriati di duga menjadi korban
malpraktek operasi steril KB di RSI Surabaya. Sesaat setelah melakukan operasi
di RSI Surabaya kondisi Muriati semakin memburuk. Tetapi saat itu pihak rumah
sakit seakan tidak menghiraukannya, karena tak tega melihat Muriati menderita
keluarganya meminta Muriati dipindahkan ke RKZ. Dan memang pada saaat itu pihak
RSI mengakui terjadi kesalahan saat proses operasi Muriati merekapun membiayai
dana perawatan Muriati di RKZ sampai selesai, tetapi sayangnya mereka tetap membebankan
dana pada saat Muriati di rawat RSI. Pihak keluarga tidak terima dengan
perlakuan ini, mereka meminta agar RSI bertanggung jawab penuh atas kesalahan
yang mereka perbuat terhadap Muriati. Tetapi pihak Rumah sakit tidak
mengkonfirmasi secara lanjut kasus ini, sehingga pihak keluarga memutuskan
untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.
Di Surabaya kasus mal praktek tak Hanya pada
kasus Muriati saja, ada kasus lain yang menyebabkan korban meninggal dunia, dan
korban tersebut adalah Pramita korban malpraktek dari Rumah Sakit Medical
Servis Surabaya. Hal ini
bermula saat Pramita menjalani operasi Caesar, memang operasi berjalan mulus,
tetapi pada saat Pramita dating kembali untuk menjalani check up di rumah sakit
itu, saluran kencing Pramita dideteksi mengalami kebocoran dan disarankan
melakukan operasi. Untuk memulihkan kondisinya Pramita disarankan oleh dokter
untuk meminum obat ramuan dari Cina, tapi sayangnya kondisi Pramita semakin
memburuk dan akhirnya berujung pada kematian. Pihak keluargapun tidak terima
dan akhirnya mereka membawa kasus ini kedi jalur hukum. Selain kasus malpraktek
di atas, masih banyak lagi kasus malpraktek yang terjadi di Surabaya, tapi sayangnya
tidak mungkin di paparkan seluruhnya
No comments:
Post a Comment