Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari
kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam
kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila
manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena
pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat
dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis
dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan
tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia,
etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika /
Akhlak terhadap Anggota Keluarga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa etika berarti ilmu tentang
apa yang baik dan tentang apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak). Sebagaimana telah diketahui, islam adalah sebuah agama yang memiliki
ajaran-ajaran yang mulia, komprehesif dan universal, dimana sumber utamanya
adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Ajaran-ajaran Islam yang mulia ini harus
ditransfer dan ditanamkan kepada anak melalui pendidikan dalam keluarga.
Keharmonisan antara Orang tua dan anak dapat dibangun sejumlah prinsip etika
komunikasi dalam islam seperti Qawlan, Karima, Qawlan sadida, Qawlan
ma’rufa, Qawlan baligha, Qawlan layyina, dan Qawlan maisyura.
1. Qawlan Karima (perkataan yang mulia)
Islam mengajarkan agar mempergunakan perkataan yang mulia dalam
berkomunikasi terhadap siapa pun. Dalam Al qur’an perkataan yang mulia ini
dijelaskan dalam Surat Al Isra’ : 23
Allah Swt. berfirman :
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia
dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai umur lanjut dalam
pemeliharanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “Ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.” (QS. Al
Isra’ : 23)
2. Qawlan sadida (perkataan yang benar atau jujur)
Tentang perkataan yang benar ini dijelaskan dalam Al Qur’an surat An Nisa’:
9
Allah Swt. berfirman :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An Nisa’ : 9)
3. Qawlan ma’rufa (perkataan yang baik)
Allah Swt. berfirman :
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang di
iringi dengan sesuatu yang meyakitkan (perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi
Maha Penyantun.” (QS. Al baqarah : 263)
4. Qawlan baligha (perkataan yang efektif atau keterbukaan)
Pengertian ini didasarkan pada penafsiran atas “perkataan yang berbekas
pada jiwa mereka” yang terdapat dalam Al qur’an surat An Nisa’ : 63
Allah Swt. berfirman :
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang didalam hati
mereka. Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka pelajaran,
dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS. An Nisa’: 63)
5. Qawlan layyina (perkataan yang lemah lembut)
Perintah menggunakan perkataan yang lemah lembut ini terdapat dalam Al
qur’an surat Thaha : 44
Allah Swt. berfirman :
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan Ia ingat dan takut.” (QS. Thaha : 44)
6. Qawlan maisura (perkataan yang pantas)
Perkataan yang pantas ini dijelaskan dalam Al qur’an surat Al Isra’ : 28
Allah Swt. berfirman :
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari tuhanmu
yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.” (QS. Al Isra’: 28
7. Perilaku dan perbuatan yang baik dan tidak mengecewakan anggota keluarga.
Dalam hal ini kita sebagai bagian dari sebuah keluarga harus senantiasa
untuk menjaga perasaan anggota kelurga lain, hal ini dapat dilakukan jika kita
selalu melakukan perbuatan baik dan tidak mengecewakan anggota keluarga kita.
8. Selalu memberikan kenyamanan dalam kehidupan berkeluarga.
Kenyamanan merupakan hal yang
paling penting jika ingin mendapatkan kebahagiaan dalam berkeluarga.
Menurut saya etika berkeluarga adalah bagaimana setiap
perilaku, perkataan dan sikap kita dapat menimbulkan kenyamanan dan kebahagiaan
bagi anggota keluarga lain. Sehingga tidak akan ada masalah yang berlarut-larut
antar anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
Refferensi:
Bagus sekali artikelnya, boleh tanya ya... bagaimana sikap kita apabila menghadapi sodara ipar kita yang sombong dan ingin menang sendiri..?
ReplyDelete