Friday, May 3, 2013

Dampak Eksploitasi Alam Berlebihan Terhadap Ekosistem

Dibandingkan dengan komponen biotik lainnya, manusia merupakan jenis organism yang memiliki pengaruh yang kuat di bumi ini. Kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkannya, menyebabkan populasi manusia meningkat dengan cepat.
Sikap manusia yang cendrung merusak lingkungan, seperti membakar hutan, memberantas hama dan bahan kimia, mengubah berbagai ekosistem alami menjadi ekosistem buatan, memberikan dampak negative pada ekosistem. Berikut ini akan dijelaskan berbagai dampak negative terhadap ekosistem akibat eksploitasi berlebihan oleh manusia. 
  1. Fragmantasi dan degradasi habitat
  2. Tergantungnya aliran energi didalam ekosistem
  3. Resistensi beberapa spesies merugikan
  4. Hilangnya spesies penting didalam ekosistem
  5. Introduksi spesies asing
  6. Berkurangnya sumber daya alam terbarui
  7. Tergantungnya daur materi didalam ekosistem
1. Fragmantasi dan Degradasi Habitat
Meningkatkan populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan yang dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti yang dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk pertanian, tempat tinggal, industri dan sebagainya.
Fragmentasi habitat misalnya terjadi pada kawasan yang ditebang atau dirambah, sehingga menyisakan kawasan hutan kecil. Hutan yang ditebang atau dirambah memberikan dampak antara lain perubahan pada struktur komunitas hutan dan kematian pohon yang berada di pinggiran hutan akibat tingginya paparan angin dan cahaya matahari.
Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti kematian organism karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.
 
2. Tergantungnya Aliran Energi di Dalam Ekosistem
Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat menyebabkan terjadinya perubahan aliran energy dalam ekosistem tersebut. Contohnya, ketika proses penebangan atau pembakaran hutan selesai, maka kawasan hutan kemudian ditanami dengan satu jenis tumbuhan (sistem monokultur). Hal tersebut menyebabkan aliran energy yang semula bersifat komleks, yaitu antara berbagai jenis produsen (pohon-pohon besar dan kecil), konsumen (berbagai macam hewan), detritivora (jamur, bakteri, dan sebagainya), menjadi aliran energy yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen (contohnya padi), beberapa konsumen, dan detrivor.
 
3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
Penggunaan pestisida dan abiotik secara berlebihan untuk membunuh populasi organisme yang merugikan (hama atau pathogen) dapat menyebabkan munculnya populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik tersebut. Hama yang tidak atau kurang sensitif (kebal) terhadap pestisida jenis tertentu dapat bertahan dari penggunaan pestisida tersebut.
Demikian juga adanya jika antibiotik digunakan secara berlebihan, yaitu dalam dosis yang terlalu tinggi atau frekuensi yang terlalu sering. Populasi spesies patogen yang dapat bertahan dari dosis antibiotik tersebut akan berkembang biak menghasilkan populasi spesies patogen yang kebal.
 
4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
Setiap organisme memiliki peran penting di dalam suatu ekosistem. Contohnya, di dalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator seperti burung, ular, dan sabagainya dapat meningkatkan populasi organism lain, misalnya tikus makan padi akan menurun dan hasil panen akan berkurang.
 
5. Introduksi Spesies Asing
Introduksi atau masuknya spesies dari suatu ekosistem ke dalam ekosistem lainnya biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingka kesejahteraan manusia. Namun, introduksi spesies asing juga dapat merugikan, karena terkadang didalam ekosistem yang baru, spesies tersebut tidak memiliki predator alami. Serangga Neochetine eichhorniae yang merupakan predator tanaman eceng gondok dan dapat mengendalikan populasi enceng gondok di perairan tidak hidup di Indonesia.
 
6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Kayu, tanduk, gading, dan sebagainya merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Walaupun memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan eksploitasi secara berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas baik semakin berkurang. Hal tersebut menyebabkan kualitas kayu dan tingkat regenerasi semakin menurun.
 
7. Tergantungnya Daur Materi di Dalam Ekosistem
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia juga akan ikut meningkat. Meningkatnya aktivitas manusia didunia berpengaruh terhadap daur biogeokimia. Sebagai contoh, daur karbon yang terganggu akibat semakin banyaknya penggunaan bahan bakar.
 Begitu banyak dampak yang dapat timbul dari ulah manusia terhadap alam.Dari uraian diatas sebenarnya masih banyak langkah pencegahan untuk dapat mencegah hal-hal diatas terjadi.Misalnya saja dengan tidak mengeksploitasi alam secara berlebih,,menerapakan sistem pemulihan kembali dengan eksploitasi yang dilakukan dan selalu memikirkan dampak negatif yang mungkin terjadi dari kegiatan eksploitasi yang dilakukan.
  Refferensi: http://lussychandra.blogspot.com/2013/02/dampak-eksploitasi-berlebihan-terhadap.html

No comments:

Post a Comment