KURIKULUM HIV/AIDS
Dunia
remaja sangat rawan bersinggungan dengan HIV/AIDS. Data WHO menyebutkan
bahwa hampir satu diantara enam manusia dibumi ini adalah remaja.
Delapan puluh lima persen (85%) hidup di negara berkembang. Yang
mencengangkan, setiap tahun kira-kira limabelas juta remaja berusia
15-19 tahun melahirkan, empat juta melakukan aborsi dan hampir 100 juta
terinfeksi IMS (Infeksi Menular Seksual).
Di
Indonesia, Economic and Social Commission for Asia and the Pacific
(ESCAP, 1992) menyatakan bahwa satu dari lima perempuan yang statusnya
menikah dan berusia 20-24 tahun, melahirkan anak pertama yang merupakan
buah dari hubungan seks sebelum menikah. Di Bali, presentasi remaja
laki-laki yang telah melakukan hubungan seks sebelum menikah
masing-masing adalah tiga belas koma enam persen (13,6%) dan tiga puluh
tiga koma lima persen (33,5%) (Faturochman&Soetjipto,1989). Data
tahun 2003, di Yogyakarta, sembilanpuluh tujuh koma lima persen (97,5%)
mahasiswa Djogja melakukan hubungan seks pranikah.
Data
di PKBI Jawa Tengah, study kasus perilaku seks remaja dan gaya
berpacaran mahasiswa tahun 2006 di Semarang adalah limaratus (500)
responden atau seratus persen (100%) memilih ngobrol dengan pasangannya.
Tiga ratus sembilanpuluh Sembilan (399) responden atau delapan puluh
persen (80%) melakukan pegangan tangan. Cium pipi/kening dilakukan oleh
tigaratus empat puluh lima (345) responden atau enampuluh Sembilan
persen (69%) melakukan. Sebanyak duaratus limapuluh lima (255)responden
atau limapuluh satu persen (51%) melakukan ciuman bibir. Seratus
tigapuluh delapan (138) responden atau duapuluh delapan persen (28%)
melakukan ciuman leher. Duapuluh dua persen (22%) atau sebanyak seratus
sebelas responden melakukan petting. Dan intercourse dilakukan oleh
tigapuluh satu (31) responden atau sebanyak enam puluh koma dua persen.
Data
Komisi Perlindungan Anak, perilaku seksual remaja SMU dan SMP, sebanyak
sembilanpuluh tiga koma tujuh persen pernah berciuman, petting dan oral
seks. Enam puluh dua koma tujuh persen remaja SMP tidak perawan.
Sebanyak dua puluh satu koma dua persen remaja SMU pernah aborsi. Dan
Sembilan puluh tujuh persen remaja pernah menonton film porno.
Data-data
diatas sangat mencengangkan terutama dunia pendidikan. Mengingat pada
usia tersebut rata-rata remaja masih berada dibangku sekolah. Itu
berarti bahwa usia remaja sangat rentan dengan salah satu media
penularan HIV/AIDS melalui hubungan seks. Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan yang sudah
diterbitkan dimana pencegahan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Obat adalah
kegiatan wajib. Tetapi masih ada beberapa terutama didaerah masih belum
maksimal realisasinya. Butuh upaya untuk menerapkan isu HIV/AIDS kedalam
kurikulum pendidikan guna memberikan informasi dan edukasi siswa
tentang HIV/AIDS. Kegiatan ekstrakurikuler, program kesehatan sekolah,
pelatihan bagi guru tentang pengetahuan HIV/AIDS adalah beberapa saran
sebagai realisasi penerapan isu HIV/AIDS ke dalam system pendidikan.
Meskipun kajian ini berbau kontroversi,namun jika kita melihat apa yang terjadi dikalangan masyarakat tentu hal ini akan menjadi trobosan yang bagus.sehingga para anak-anak sekolah tidak menyepelekan bahaya seks bebas dikalangan mereka.
No comments:
Post a Comment